TANGSEL - Airin Rachmi Diany, Tokoh Perempuan Banten yang sempat menjabat menjadi Wali Kota Tangerang Selatan, hadiri Gerakan Baca Media Cetak Sebagai Aset Bangsa di Provinsi Banten yang dilaksanakan di Jaletreng Riverpark, Jalan Ciater, Tangerang Selatan, Rabu (30/11/2022).
Pada kesempatan tersebut, Airin menyoroti Indeks Kegemaran Membaca (IKM) Banten yang berada di posisi ke-9 se-Indonesia dengan angka 58, 77% pada 2020.
Melalui Gerakan Baca Media Cetak yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Provinsi Banten, diharapkan angka tersebut akan meningkat dengan masyarakat Banten, khususnya Tangerang Selatan, yang mulai kembali membaca media cetak.
Menurutnya, pers memiliki peran penting untuk meningkatkan tingkat literasi masyarakat, terlebih sudah ada undang-undang yang mengatur hal tersebut.
“Inilah yang kita rasakan dinamika adanya koran cetak yang mungkin sekarang beralih ada media online maupun juga yang lainnya, tapi tentu tujuannya adalah untuk media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial, ” kata Airin.
Tak hanya itu, kehadiran pers dalam kehidupan bermasyarakat pun berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
Baca juga:
Zainal Bintang: Dimana Itu Kearifan Lokal?
|
“Di samping juga lembaga sosial, ada juga kata kalimat di dalam undang-undang nomor 40 tahun 99 yang menarik buat saya yaitu ekonomi, perputaran ekonomi hal yang lainnya itu pun juga ada keterkaitan dengan pers” jelasnya.
Dengan diselenggarakannya kampanye membaca oleh SPS ini, menurutnya dapat membantu meningkatkan literasi masyarakat. Terlebih, dibutuhkan perjuangan yang tak mudah untuk mencapai target tersebut.
Baca juga:
Poempida: Tidak Cukup Hanya Pintar
|
Airin Rachmi Diany juga merupakan seorang aktivis dan penggerak di bidang literasi masyarakat, ia juga sempat meresmikan beberapa Taman Baca Masyarakat (TBM) yang tersebar di beberapa wilayah.
“Butuh perjuangan memang untuk membuat literasi membaca ini sangat tinggi, saya termasuk aktivis juga untuk bagaimana masyarakat bisa mampu budaya literasi itu muncul, dan kembali melalui taman bacaan-bacaan masyarakat dan kami pun di TBM ini mencoba untuk bertransformasi menjadi TBM digital dan yang lainnya, ” ungkapnya.
Terjadinya perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, menghadirkan media baru yang dinilai dapat menggantikan media konvensional. Terlebih, banyaknya media online dan informasi yang bersebaran di media sosial, mengundang banyaknya informasi palsu yang tersebar.
Sehingga dengan adanya media cetak yang telah melalui serangkaian proses verifikasi, masyarakat dapat menerima informasi yang tepat dan akurat.
Lebih lanjut, menurutnya terdapat suatu waktu di mana masyarakat akan merasa jenuh dengan teknologi dan akan kembali menggunakan media konvensional, seperti koran. Media cetak harus terus beradaptasi dan melakukan inovasi, seperti yang dikatakan oleh Airin.
“Tetapi ada satu titik tertentu kejenuhan kita, kita akan kembali ke hal yang tradisional, saya meyakini tinggal bagaimana sebetulnya SPS ini terus berjuang, berusaha, berkolaborasi dan melakukan inovasi sehingga tidak ditinggal oleh masyarakat, ” sambungnya.
Meski begitu, ia tetap meyakini bahwa media cetak akan terus ada dan tak akan ada matinya. Terlebih, ia juga dekat dengan dunia media cetak.
“Saya orang yang pecaya betul dan yakin bahwa media cetak akan terus sampai kapanpun dan akan ada, karena semua akan kembali, dunia itu berputar, saya meyakini betul, ” menurutnya. (Red)